Selamat Datang

Friday 12 February 2016

Terimakasih Penjual Bensin Eceran


Penjual Bensin Eceran (PBE) mengukur isi bensin dengan botol minuman yang khusus berisi satu liter dan biasanya memakai botol jamu “anggur”. PBE yang ada di kota berbeda dengan di desa dalam hal menjualnya. Contohnya saja, PBE di kota menjual bensin lebih mahal dari pada di desa, itupun isi botolnya tidak sampai penuh. Di kota kisaran harganya 8000 rupiah sampai 10.000 rupiah, sedangkan di desa hanya 8.000 rupiah sampai 8.500 rupiah. Hal ini terjadi karena kebutuhan hidup di kota memang lebih mahal daripada di desa.  Oleh karena itu, wajar jika hal itu terjadi di masyarakat.
Peran dari PBE sangat banyak, bahkan mungkin, jika tidak ada PBE akan terjadi hal-hal diluar dugaan. Seperti beberapa kisah nyata dibawah ini yang menggambarkan peran PBE dalam kehidupan sehari-hari.
Suatu ketika saya mau berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor satu-satunya yang dimiliki bapak di rumah. Seperti biasanya, sebelum berangkat bapak menyempatkan diri untuk mengecek apakah bensin masih ada atau sudah habis. Ternyata setelah dilihat bensinnya habis. Padahal waktu itu saya harus menjalani ujian tengah semester. Rasa panik dan takut telat ujian mulai muncul karena jarak tempat sekolah saya (SMAN 3 Lumajang) yang jauh yaitu sekitar 30 KM dari rumah. Perasaan panik bertambah karena POM bensin dari rumah berjarak kurang lebih 6 KM. Tanpa pikir panjang kami (saya dan bapak) mendorong sepeda motor untuk mencari PBE terdekat.
Alhamdulillah, puji syukur terhadap Allah PBE mulai terlihat dari kejauhan dan kami segera mempercepat langkah agar bisa lebih cepat sampai. Karena masih pagi, yaitu sekitar jam 5 pagi PBE belum mengeluarkan bensin dagangannya. Sehingga saya harus memanggil sang penjual. Penjual keluar dan langsung saya bilang bahwa saya mau membeli 2 liter bensin. Biar lebih cepat, saya berikan uang bensinnya terlebih dahulu agar sang penjual bisa langsung membawa uang kembaliannya. Kira-kira sekitar jam 5 lebih 25 menit saya baru bisa berangkat. Singkat cerita saya sampai di sekolah sekitar jam 6 lebih 42 menit atau 3 menit sebelum ujian dimulai.
Berbeda waktu berbeda pula kejadiannya, tetapi tetap memiliki kesamaan yaitu sama-sama berkaitan dengan PBE. Jika kisah yang pertama terjadi pada pagi hari, kisah selanjutnya terjadi pada malam hari yaitu sekitar jam 7 setelah isyak. Pada waktu itu saya sedang menuju ke indomaret satu-satunya di kecamatan yang terletak di timur pasar kecamatan Randuagung dengan jarak kira-kira 10 KM dari rumah. Perjalanan pergi alhamdulillah lancar tanpa ada masalah, namun saat perjalanan pulang terjadi hal yang tidak terduga. Tiba-tiba sepeda motor berhenti. Setelah dicek ternyata bensin habis. Bensin habis yang sering saya alami karena keluarga saya termasuk golongan menengah kebawah dalam hal ekonomi sehingga sepeda motor hanya diisi secukupnya saja (maaf jangan terlalu besedih membaca kisah ini).
Kondisi desa Kalipenggung (desa tempat saya tinggal) tidaklah aman dan sangat rawan. Banyak rampok berkeliaran, maling keluyuran dan jambret-jambret turun tangan ketika malam. Saat motor mati, kebetulan sekali tempatnya tidak strategis. Jika motor didorong ke arah rumah (yaitu ke utara) maka saya akan menemui jalan yang gelap tidak ada rumah dan tidak menutup kemungkinan ada orang yang berniat jahat nantinya. Dengan kondisi yang begitu saya akhirnya putar balik untuk menuju ke POM satu-satunya yang ada di Kecamatan. Letak POM bensin tersebut jauh dari tempat motor saya berhenti. Tapi apa daya, itu pilihan satu-satunya yang terpikirkan. Setelah capek mulai hinggap di badan karena mendorong motor beberapa ratus meter, alhamdulillah ada PBE yang masih buka meskipun sudah malam hari. Akhirnya saya tidak jadi pergi ke POM dan mengisi bensin di PBE ini saja. Karena jalan yang akan saya lewati rawan, saya berubah menjadi sosok Valentino Rossi yang ngebut di jalan. Dan alhamdulillah saya bisa sampai di rumah dengan keadaan selamat.
Setelah dua kisah diatas, ada kisah lagi yang saya alami. Kisahnya adalah pada saat itu bapak sedang sakit. Namanya orang sakit harus dibawa ke seorang dokter, bidan atau mantri. Kebetulan di desa saya hanya ada satu bidan dan satu mantri. Seperti yang dilakukakan bapak sebelum berangkat, saya cek isi bensin sepeda motor terlebih dahulu. Setelah dilihat ternyata bensin habis tak bersisa. Bingung pasti dirasakan karena ini menyangkut kesehatan keluarga apalagi bapak, tetapi saya tidak ingin terbawa oleh rasa bingung. Mencoba tenang dan berpikir jernih adalah jalan terbaik.
Beberapa saat berselang saya teringat bahwa solusinya adalah membeli bensin di PBE karena jarak POM bensin yang jauh dari rumah. Saya bilang ke bapak untuk menunggu sebentar. Saya berlari kencang layaknya Husain Bold agar cepat sampai. Sesampainya di PBE saya bilang bahwa saya akan bawa beserta botolnya terlebih dahulu. Karena sudah kenal dengan sang penjual, maka saya tidak perlu memberikan jaminan. Yakni jaminan untuk memastikan bahwa saya pasti akan bayar dan mengembalikan botol bensinnya dikemudian hari. Jadi waktu itu saya hutang dulu ke sang penjual. Kembali ke rumah dan cepat-cepat isi bensin sepeda motor serta langsung secepatnya berangkat untuk pergi ke pak mantri. Saat pak mantri periksa bapak saya, pak mantri berkata “Untung adek segera membawa bapak adek kesini, jadi penyakitnya masih bisa dicegah”. Saya hanya tersenyum dan mengucapkan kata alhamdulillah.
Bayangkan akan bagaimana jadinya jika PBE-PBE itu tidak ada. Bisa jadi saya tidak mengikuti ujian sekolah, bisa jadi saya dirampok di jalan dan bisa jadi bapak akan lama sembuhnya. Beruntungnya di Indonesia PBE yang merupakan salah satu mass market sangat banyak dan bahkan sekarang di zaman kepemimpinan Pak Jokowi, mass market atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) didukung penuh mungkin hingga dukungan 100%.
Pemerintah berharap mass market bisa jadi sektor yang dapat membangun ekonomi Indonesia kedepannya, apalagi Indonesia sudah masuk era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau Asean Economic Community (AEC). Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia wajib mendukung mass market yang ada Indonesia. Melihat besarnya pengaruh mass market seperti diatas, sepatutnya kita berterimakasih kepada mass market (khususnya PBE bagi saya pribadi) yang telah membantu kita dalam kehidupan sehari-hari.
Bentuk dukungan kita terhadap mass market bisa dilakukan dengan mengikuti program “Menabung untuk Memberdayakan” di Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Pada program ini, kita menabung bukan hanya sekedar menyimpan uang dan merasakan manfaatnya sendiri. Namun, dengan disiplin dalam menabung uang kita tidak hanya akan tumbuh berlipat. Ada manfaat lain yakni kita dapat membantu pelaku mass market di Indonesia dalam mengembangkan usaha mereka dan meningkatkan perekonomian Indonesia dengan memajukan mass market, serta menciptakan kesempatan untuk hidup yang lebih berarti.
          Mengenai gambaran bagaimana tabungan kita bisa tumbuh sekaligus dapat membantu mass market dapat diketahui melalui simulasi “Menabung untuk Memberdayakan”. Untuk melakukan simulasi menabung untuk memberdayakan silahkan buka di link www.menabunguntukmemberdayakan.com ini. Berikut langkah-langkah untuk mencoba simulasi program menabung untuk memberdayakan:
    1. Masuk ke www.menabunguntukmemberdayakan.com, lalu klik “MULAI SIMULASI” seperti pada gambar 1.
 Gambar 1. Mulai Simulasi[1]

1    2. Mulai simulasi anda, bisa melalui koneksi facebook atau manual seperti gambar 2. Bedanya untuk cara manual membutuhkan nama dan email sedangkan cara koneksi ke facebook membutuhkan email dan password facebook anda untuk masuk ke facebook sebagai tanda bahwa anda mengizinkan login melalui facebook dan mengizinkan sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. Namun pada kesempatan ini hanya akan disajikan dengan cara koneksi manual karena lebih mudah. Tetapi jika mau mecoba dengan koneksi ke facebook juga tidak masalah dan hasilnya akan sama.


Gambar 2. Pilihan Koneksi untuk Coba Simulasi[2]

1.  3. Masukkan nama dan email serta pilih bidang mass market yang ingin diberdayakan seperti pada gambar 3. Kemudian klik “MULAI LOGIN”.



Gambar 3. Login untuk Mulai Simulasi[3]
1.   4. Mulai simulasi anda dengan menentukan jumlah yang ingin ditabung setiap bulan dan lama anda ingin menabung pada sisi bagian sebelah kiri pada gambar 4. Lalu klik LIHAT HASIL SIMULASI pada sisi bagian sebelah kiri pada gambar 4.

Gambar 4. Memulai Simulasi[4]
1. 5. Tampil hasil simulasi dengan konten rencana menabung setiap bulan, lama menabung, nilai tabungan pada akhir periode menabung, serta profil mass market yang diberdayakan seperti pada gambar 5. Hasil Informasi yang diberikan oleh simulator "Menabung untuk Memberdayakan" hanya merupakan gambaran produk Taseto Mapan. Untuk Informasi selengkapnya mengenai produk Taseto Mapan dan produk-produk lainnya dapat diunduh melalui http://www.menabunguntukmemberdayakan.com/pdf/Rangkuman-Informasi-Produk-dan-Layanan-BTPN.pdf atau langsung klik “disini” pada sisi bagian kiri di gambar 5.

Gambar 5. Hasil Simulasi[5]
                 Dengan simulasi diatas, kita bisa tahu bagaimana uang tabungan kita bisa tumbuh berlipat dan tentunya dapat membantu mass market yang ada di Indonesia yang berjumlah kurang lebih sekitar 57,9 juta mass market[6]. Teruslah untuk menebar manfaat dalam hidup. Salah satu caranya yaitu dengan membantu mass market yang ada di sekeliling kita, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Salam Sejuta Manfaat.

      Referensi:

       [1] http://www.menabunguntukmemberdayakan.com/
       [2] ibid
       [3] ibid
       [4] ibid
       [5] http://www.menabunguntukmemberdayakan.com/hasil-simulasi.html 
   [6] http://jejakmu.bappenas.go.id/berita/87-jumlah-umkm-indonesia-terbanyak-dibanding-negara-lain



1 komentar:

Unknown said...

Mass Market memang penting dalam kehidupan karena kita membutuhkannya.