Penjual
Bensin Eceran (PBE) mengukur isi bensin dengan botol minuman yang khusus berisi
satu liter dan biasanya memakai botol jamu “anggur”. PBE
yang ada di kota berbeda dengan di desa dalam hal menjualnya. Contohnya saja,
PBE di kota menjual bensin lebih mahal dari pada di desa, itupun isi botolnya
tidak sampai penuh. Di kota kisaran harganya 8000 rupiah sampai 10.000 rupiah,
sedangkan di desa hanya 8.000 rupiah sampai 8.500 rupiah. Hal ini terjadi
karena kebutuhan hidup di kota memang lebih mahal daripada di desa. Oleh karena itu, wajar jika hal itu terjadi
di masyarakat.
Peran
dari PBE sangat banyak, bahkan mungkin, jika tidak ada PBE akan terjadi hal-hal
diluar dugaan. Seperti beberapa kisah nyata dibawah ini yang menggambarkan
peran PBE dalam kehidupan sehari-hari.
Suatu
ketika saya mau berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor satu-satunya yang
dimiliki bapak di rumah. Seperti biasanya, sebelum berangkat bapak menyempatkan
diri untuk mengecek apakah bensin masih ada atau sudah habis. Ternyata setelah
dilihat bensinnya habis. Padahal waktu itu saya harus menjalani ujian tengah
semester. Rasa panik dan takut telat ujian mulai muncul karena jarak tempat sekolah
saya (SMAN 3 Lumajang) yang jauh yaitu sekitar 30 KM dari rumah. Perasaan panik
bertambah karena POM bensin dari rumah berjarak kurang lebih 6 KM. Tanpa pikir
panjang kami (saya dan bapak) mendorong sepeda motor untuk mencari PBE
terdekat.
Alhamdulillah,
puji syukur terhadap Allah PBE mulai terlihat dari kejauhan dan kami segera
mempercepat langkah agar bisa lebih cepat sampai. Karena masih pagi, yaitu
sekitar jam 5 pagi PBE belum mengeluarkan bensin dagangannya. Sehingga saya
harus memanggil sang penjual. Penjual keluar dan langsung saya bilang bahwa
saya mau membeli 2 liter bensin. Biar lebih cepat, saya berikan uang bensinnya
terlebih dahulu agar sang penjual bisa langsung membawa uang kembaliannya.
Kira-kira sekitar jam 5 lebih 25 menit saya baru bisa berangkat. Singkat cerita
saya sampai di sekolah sekitar jam 6 lebih 42 menit atau 3 menit sebelum ujian
dimulai.
Berbeda
waktu berbeda pula kejadiannya, tetapi tetap memiliki kesamaan yaitu sama-sama
berkaitan dengan PBE. Jika kisah yang pertama terjadi pada pagi hari, kisah
selanjutnya terjadi pada malam hari yaitu sekitar jam 7 setelah isyak. Pada
waktu itu saya sedang menuju ke indomaret satu-satunya di kecamatan yang
terletak di timur pasar kecamatan Randuagung dengan jarak kira-kira 10 KM dari
rumah. Perjalanan pergi alhamdulillah lancar tanpa ada masalah, namun saat
perjalanan pulang terjadi hal yang tidak terduga. Tiba-tiba sepeda motor
berhenti. Setelah dicek ternyata bensin habis. Bensin habis yang sering saya
alami karena keluarga saya termasuk golongan menengah kebawah dalam hal ekonomi
sehingga sepeda motor hanya diisi secukupnya saja (maaf jangan terlalu besedih
membaca kisah ini).
Kondisi
desa Kalipenggung (desa tempat saya tinggal) tidaklah aman dan sangat rawan. Banyak
rampok berkeliaran, maling keluyuran dan jambret-jambret turun tangan ketika
malam. Saat motor mati, kebetulan sekali tempatnya tidak strategis. Jika motor
didorong ke arah rumah (yaitu ke utara) maka saya akan menemui jalan yang gelap
tidak ada rumah dan tidak menutup kemungkinan ada orang yang berniat jahat
nantinya. Dengan kondisi yang begitu saya akhirnya putar balik untuk menuju ke
POM satu-satunya yang ada di Kecamatan. Letak POM bensin tersebut jauh dari
tempat motor saya berhenti. Tapi apa daya, itu pilihan satu-satunya yang
terpikirkan. Setelah capek mulai hinggap di badan karena mendorong motor
beberapa ratus meter, alhamdulillah ada PBE yang masih buka meskipun sudah
malam hari. Akhirnya saya tidak jadi pergi ke POM dan mengisi bensin di PBE ini
saja. Karena jalan yang akan saya lewati rawan, saya berubah menjadi sosok
Valentino Rossi yang ngebut di jalan. Dan alhamdulillah saya bisa sampai di
rumah dengan keadaan selamat.
Setelah
dua kisah diatas, ada kisah lagi yang saya alami. Kisahnya adalah pada saat itu
bapak sedang sakit. Namanya orang sakit harus dibawa ke seorang dokter, bidan
atau mantri. Kebetulan di desa saya hanya ada satu bidan dan satu mantri.
Seperti yang dilakukakan bapak sebelum berangkat, saya cek isi bensin sepeda
motor terlebih dahulu. Setelah dilihat ternyata bensin habis tak bersisa. Bingung
pasti dirasakan karena ini menyangkut kesehatan keluarga apalagi bapak, tetapi
saya tidak ingin terbawa oleh rasa bingung. Mencoba tenang dan berpikir jernih adalah
jalan terbaik.
Beberapa
saat berselang saya teringat bahwa solusinya adalah membeli bensin di PBE
karena jarak POM bensin yang jauh dari rumah. Saya bilang ke bapak untuk
menunggu sebentar. Saya berlari kencang layaknya Husain Bold agar cepat sampai.
Sesampainya di PBE saya bilang bahwa saya akan bawa beserta botolnya terlebih
dahulu. Karena sudah kenal dengan sang penjual, maka saya tidak perlu memberikan
jaminan. Yakni jaminan untuk memastikan bahwa saya pasti akan bayar dan
mengembalikan botol bensinnya dikemudian hari. Jadi waktu itu saya hutang dulu
ke sang penjual. Kembali ke rumah dan cepat-cepat isi bensin sepeda motor serta
langsung secepatnya berangkat untuk pergi ke pak mantri. Saat pak mantri
periksa bapak saya, pak mantri berkata “Untung adek segera membawa bapak adek
kesini, jadi penyakitnya masih bisa dicegah”. Saya hanya tersenyum dan
mengucapkan kata alhamdulillah.
Bayangkan
akan bagaimana jadinya jika PBE-PBE itu tidak ada. Bisa jadi saya tidak
mengikuti ujian sekolah, bisa jadi saya dirampok di jalan dan bisa jadi bapak
akan lama sembuhnya. Beruntungnya di Indonesia PBE yang merupakan salah satu mass market sangat banyak dan bahkan sekarang
di zaman kepemimpinan Pak Jokowi, mass
market atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) didukung penuh mungkin
hingga dukungan 100%.
Pemerintah
berharap mass market bisa jadi sektor
yang dapat membangun ekonomi Indonesia kedepannya, apalagi Indonesia sudah
masuk era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau Asean Economic Community (AEC).
Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia wajib mendukung mass market yang ada Indonesia. Melihat
besarnya pengaruh mass market seperti
diatas, sepatutnya kita berterimakasih kepada mass market (khususnya PBE bagi saya pribadi) yang telah membantu
kita dalam kehidupan sehari-hari.
Bentuk
dukungan kita terhadap mass market
bisa dilakukan dengan mengikuti program “Menabung untuk Memberdayakan” di Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN). Pada program ini, kita menabung bukan hanya sekedar
menyimpan uang dan merasakan manfaatnya sendiri. Namun, dengan disiplin dalam
menabung uang kita tidak hanya akan tumbuh berlipat. Ada manfaat lain yakni
kita dapat membantu pelaku mass market
di Indonesia dalam mengembangkan usaha mereka dan meningkatkan perekonomian
Indonesia dengan memajukan mass market,
serta menciptakan kesempatan untuk hidup yang lebih berarti.
Mengenai gambaran bagaimana tabungan kita bisa tumbuh sekaligus dapat membantu mass market dapat diketahui melalui simulasi “Menabung untuk Memberdayakan”. Untuk melakukan simulasi menabung untuk memberdayakan silahkan buka di link www.menabunguntukmemberdayakan.com ini. Berikut langkah-langkah untuk mencoba simulasi program menabung untuk memberdayakan:
Mengenai gambaran bagaimana tabungan kita bisa tumbuh sekaligus dapat membantu mass market dapat diketahui melalui simulasi “Menabung untuk Memberdayakan”. Untuk melakukan simulasi menabung untuk memberdayakan silahkan buka di link www.menabunguntukmemberdayakan.com ini. Berikut langkah-langkah untuk mencoba simulasi program menabung untuk memberdayakan:
1. Masuk
ke www.menabunguntukmemberdayakan.com, lalu klik “MULAI SIMULASI” seperti pada
gambar 1.
Gambar 1. Mulai Simulasi[1]
1 2. Mulai
simulasi anda, bisa melalui koneksi facebook
atau manual seperti gambar 2. Bedanya untuk cara manual membutuhkan nama dan email sedangkan cara koneksi ke facebook membutuhkan email dan password facebook anda untuk masuk ke facebook sebagai tanda bahwa anda mengizinkan login melalui facebook
dan mengizinkan sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. Namun pada kesempatan
ini hanya akan disajikan dengan cara koneksi manual karena lebih mudah. Tetapi
jika mau mecoba dengan koneksi ke facebook
juga tidak masalah dan hasilnya akan sama.
Gambar 2. Pilihan Koneksi untuk Coba Simulasi[2]
1. 3. Masukkan
nama dan email serta pilih bidang mass market yang ingin diberdayakan
seperti pada gambar 3. Kemudian klik “MULAI LOGIN”.
Gambar 3. Login
untuk Mulai Simulasi[3]
1. 4. Mulai
simulasi anda dengan menentukan jumlah yang ingin ditabung setiap bulan dan
lama anda ingin menabung pada sisi bagian sebelah kiri pada gambar 4. Lalu klik
LIHAT HASIL SIMULASI pada sisi bagian sebelah kiri pada gambar 4.
Gambar 4. Memulai Simulasi[4]
1. 5. Tampil
hasil simulasi dengan konten rencana menabung setiap bulan, lama menabung,
nilai tabungan pada akhir periode menabung, serta profil mass market yang diberdayakan seperti pada gambar 5. Hasil
Informasi yang diberikan oleh simulator "Menabung untuk Memberdayakan"
hanya merupakan gambaran produk Taseto Mapan. Untuk Informasi selengkapnya
mengenai produk Taseto Mapan dan produk-produk lainnya dapat diunduh melalui http://www.menabunguntukmemberdayakan.com/pdf/Rangkuman-Informasi-Produk-dan-Layanan-BTPN.pdf
atau langsung klik “disini” pada sisi bagian kiri di gambar 5.
Gambar
5. Hasil Simulasi[5]
Dengan
simulasi diatas, kita bisa tahu bagaimana uang tabungan kita bisa tumbuh
berlipat dan tentunya dapat membantu mass
market yang ada di Indonesia yang berjumlah kurang lebih sekitar 57,9 juta mass market[6]. Teruslah untuk menebar
manfaat dalam hidup. Salah satu caranya yaitu dengan membantu mass market yang ada di sekeliling kita,
karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Salam Sejuta
Manfaat.
Referensi:
1 komentar:
Mass Market memang penting dalam kehidupan karena kita membutuhkannya.
Post a Comment