Era
digital ditandai dengan era dimana teknologi komunikasi digital mulai
berkembang. Dalam harian Kompas edisi 10 Mei 2013, Eric Schmidt dan Jared Cohen
dalam bukunya yang berjudul “The
New Digital Age: Reshaping the Future of People, Nations and Business”
mengatakan bahwa dunia masa depan adalah sebuah dunia dimana orang-orang saling
terhubung. Menurut buku tersebut, dunia digital di masa depan akan menjadi
sarana penghubung antar orang di dunia. Salah satu teknologi komunikasi digital
yang paling berkembang dan selalu mengalami perkembangan adalah internet.
Internet
pada awalnya berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1969 dan masuk ke
Indonesia sekitar tahun 1990. Dimulai dengan adanya email untuk saling mengirim pesan di era digital dan dilanjutkan dengan
media sosial yang sekarang menjadi tren hampir di semua kalangan. Baik
digunakan untuk mengirim pesan, membangun komunitas, atau sekedar update status maupun menggunakan
fungsi-fungsi yang lain yang menjadi fitur dari media sosial itu sendiri.
Media
sosial sebagai media online digunakan
oleh para penggunanya untuk berpartisipasi, berbagi dan berkomunikasi satu sama
lain. Dengan kata lain, media sosial dijadikan sebagai media untuk melaksanakan
hubungan sosial dengan orang lain secara online.
Ada hal menarik saat hari-hari tertentu yakni media sosial lebih sering
digunakan. Misalnya saat “Hari Sumpah Pemuda”. Pemilik akun media sosial berupa
facebook, twitter, instagram, line dan lain sebagainya biasanya pada hari
sumpah pemuda itu lebih sering update
status seputar hari sumpah pemuda, mulai dari update gambar pahlawan, foto profil diganti foto pahlawan, maupun update status biasa dengan hanya memakai
tulisan. Contoh paling sederhana yaitu mereka update status “Selamat HARI SUMPAH PEMUDA yang ke-87”.
Gambar 1. Update Status di Media Sosial[1]
Euforia-euforia
di dunia maya seperti di atas memang banyak dilakukan dan bisa membawa dampak
positif bagi semua orang. Namun, tidak sedikit dari mereka lupa akan satu hal.
Mereka lupa bahwa mereka euforia
hanya sebatas di dunia maya. Sehingga mereka lupa untuk mengaplikasikannya di
dunia nyata. Banyak kasus yang terjadi, khususnya dikalangan pemuda sebagai
ikon dari sumpah pemuda itu sendiri. Kasus yang paling tren atau paling sering
terjadi adalah tawuran dan konsumsi barang haram atau terlarang seperti minuman
keras, obat-obatan terlarang dan sejenisnya. Bahkan, hal itu dilakukan menjelang
hari pahlawan dan saat hari pahlawan serta pasca hari pahlawan diperingati juga
masih saja ada kasus atau masalah yang terjadi, baik masalah yang masuk di
media maupun yang belum terdeteksi media.
Gambar
2. Berita Beberapa Media Massa Tentang Tawuran Saat Hari Sumpah Pemuda Tahun
2015[2]
Masalah-masalah
atau kasus-kasus yang terjadi disebabkan oleh kurangnya pemahaman terhadap makna
sumpah pemuda itu sendiri. Perlu adanya pendidikan karakter sehingga ada
sinergitas antara kegiatan di dunia maya dengan di dunia nyata untuk
merealisasikan apa yag ditulis di dunia maya. Dunia maya khususnya media sosial
jika dioptimalkan penggunaannya bisa memaksimalkan manfaat yang akan
dihasilkan. Media sosial bisa menjadi sarana kita untuk mengajak orang lain beraksi.
Memanfaatkan media sosial untuk mengumpulkan masa agar hari sumpah pemuda
menjadi lebih meriah dan didasari jiwa pemuda serta tidak hanya euforia
dengan cara posting atau update status di media sosial saja,
tetapi juga semangat untuk merealisasikan semangat sumpah pemuda dalam
kehidupan sehari-hari di dunia nyata.
Gambar
3. Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Ambon 2014[3]
Realisasi
di dunia nyata jika hanya dipikir mungkin akan terasa berat. Berpikir itu perlu
tetapi jangan hanya dipikir, perlu adanya aksi nyata agar semangat jiwa pemuda
tidak hanya sebatas di dunia maya. Memperingati hari sumpah pemuda di dunia
nyata jika tidak bisa langsung dengan tindakan yang besar, bisa dimulai dengan
langkah kecil. Karena langkah kecil tidak bisa diremehkan. Tanpa langkah kecil
tindakan besar bisa saja tidak berjalan lancar. Senyum, itu salah satu contoh
langkah kecil. Bayangkan saja jika ada tindakan besar tetapi dengan
masing-masing pelaksana berwajah tegang, tentu jalannya tindakan besar itu
tidak akan lancar dan sukses. Apalagi hasilnya, pasti akan jauh dari yang
diharapkan. Pepatah mengatakan, sesuatu yang besar harus dimulai dari yang
kecil terlebih dahulu.
Optimalisasi
media sosial merupakan salah satu cara untuk memeriahkan hari sumpah pemuda.
Hal ini juga merupakan salah satu langkah kecil sebelum menuju ke langkah yang
lebih besar. Media sosial dapat digunakan untuk meramaikan dan berpartisipasi dalam
rangka memeringati hari pahlawan. Memanfaatkannya untuk mengajak masa yang
lebih besar agar aksi nyata dapat terwujud dan berjalan lancar. Lalu kembangkan
dengan membuat komunitas untuk melaksanakan aksi nyata dalam rangka memeringati
hari pahlawan. Di komunitas inilah nanti tidak hanya satu orang yang akan
memeringati hari pahlawan. Bahkan, jika ada satu orang yang punya ide bisa
mengajak yang lain. Pelaksanaanya bisa saja dilakukan secara individu maupun
bersama dengan komunitas. Karena yang paling penting adalah aksi nyata di dunia
maya juga dilakukan di dunia nyata.
Tentunya
hal tersebut bisa menjadi alternatif untuk membangun jiwa sumpah pemuda
berbasis komunitas. Seperti pada komunitas atau lebih tepatnya gerakan sosial
yang ada di Surabaya, Sebung (Sedekah Bungkusan). Gerakan tersebut juga
menjaring aspirasi dan partisipasi dari semua kalangan melalui media sosial.
Kemudian, aspirasi dan partisipasi dari kalangan yang terlibat tersebut
direalisasikan. Hal itu membuat pelaksanaan program kerja menjadi lebih efektif
dan efisien, sehingga aspirasi dan partisipasi tidak disia-siakan. Disamping
itu, etika dalam komunitas juga harus diperhatikan untuk mencegah timbulnya
spam-spam tidak jelas dalam komunitas. Sehingga diperlukan adanya tata tertib
yang mengatur etika di komunitas. Penting juga untuk menyusun visi misi komunitas
agar pembahasan dan eksekusi program menjadi lebih jelas dan terarah.
Melihat
banyaknya manfaat yang bisa didapatkan ketika dunia maya bersinergi dengan
dunia nyata tersebut, maka patutlah kiranya hal tersebut menjadi langkah
strategis dalam merayakan hari sumpah pemuda. Langkah strategis yang bisa
diambil adalah dengan mengubah kebiasaan para pengguna media sosial, dimana
mereka hanya update status untuk
memeringati hari sumpah pemuda, dengan mencoba menggunakan media sosial sebagai
sarana untuk membentuk komunitas sebagai sarana saling berbagi ide kreatif dan
motivasi tentang hal yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dalam
rangka memeringati hari sumpah pemuda. Dengan demikian diharapkan perayaan hari
sumpah pemuda bisa terlaksana di dunia maya sekaligus di dunia nyata dalam
bentuk acara atau event dan dalam
bentuk perilaku sehari-hari untuk lebih khususnya yang mencerminkan semangat
jiwa sumpah pemuda. Salam Pemuda!!!
[1] Linda.
2015. ”JK Ingin Pemuda Lebih Menjaga Hutan DI Sumpah Pemuda 28 Oktober 2015”. http://smeaker.com/nasional/7471/berita-hari-ini-peringati-hari-sumpah-pemuda-jk-anjurkan-jaga-alam-indonesia/.
Diakses tanggal 15 Desember 2015
[2] Analisa Pribadi. 2015.
“Tawuran Saat Hari Sumpah Pemuda”. https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=dFVxVdiQLIqdugTX1YPYCg#q=tawuran+saat+hari+sumpah+pemuda&start=10.
Diakses tanggal 15 Desember 2015
[3] Patty, Rahmat R. 2014.
“Sumpah Pemuda, Ribuan Pelajar di Ambon Menari di Jalan”.http://regional.kompas.com/read/2014/10/28/16144641/Sumpah.Pemuda.Ribuan.Pelajar.di.Ambon.Menari.di.Jalan.
Diakses tanggal 15 Desember 2015
5 komentar:
Ayo gan, bahas-bahas tentang itu.
blogwalking mas badruttt
Keren drut... tingkatkan lanjutkan! hehe
Gan, artikelnya mantap
lanjutkan
Good Luck
Post a Comment