Selamat Datang

Thursday 26 November 2015

PEMUDA Kontributif : Penanaman Karakter Pemimpin, Egoisless, Mandiri, Unggul, Disiplin, Amanah dan Kontributif dalam Jiwa Pemuda Guna Mendukung Program Revolusi Mental Pemuda Jawa Timur

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi besar di Indonesia yang terbentuk pada tanggal 12 Oktober 1945, dengan luas wilayah sebesar 47.963 km2 yang meliputi dua bagian utama, yaitu Jawa Timur daratan dan Kepulauan Madura. Wilayah daratan Jawa Timur sebesar 88,70 persen atau 42.541 km2, sementara luas Kepulauan Madura  memiliki luas 11.30 persen atau sebesar 5.422 km2. Jumlah penduduknya pada tahun 2010  mencapai   37.476.757 jiwa. (Database BPS, 2010 ).
Menurut data tahun 2007 jumlah pemuda Jawa Timur mencapai 8.355.573 jiwa, tahun 2008 berjumlah 7.885.207 jiwa, dan pada tahun 2009 jumlahnya naik menjadi 8.013.354 jiwa. Jumlah ini bila dibandingkan dengan jumlah pemuda yang ada di Indonesia, Jawa Timur merupakan terbanyak kedua setelah Jawa Barat.
 
(Source : anitajamilhidayanti
Memiliki jumlah pemuda terbanyak, bahkan terbanyak kedua setelah Jawa Barat, ternyata potensi-potensi pemuda tersebut belum diberdayakan secara maksimal. Menurut data, Komnas Perlindungan Anak juga mencatat pada 2011 jumlah tawuran pelajar mencapai 339 kasus dan korban tewas 82 orang. Jumlah ini meningkat 165 persen dari 128 kasus tahun sebelumnya. Selanjutnya sepanjang Januari sampai Oktober 2013, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat 229 kasus tawuran pelajar tingkat SMP dan SMA yang mengakibatkan 19 siswa meninggal dunia. Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen dibanding tahun lalu yang hanya 128 kasus. Data tersebut adalah data di seluruh Indonesia dan Jawa Timur adalah penyumbang aset negara (pemuda) terbanyak kedua. Hal tersebut jika dibandingkan, maka bisa dianalogikan bahwa Jawa Timur adalah penyumbang tawuran terbanyak kedua. Berdasarkan data tersebut membuktikan bahwa pemuda yang ada belum diberdayakan secara maksimal.
Tentang kepemudaan, disini sedikit definisi pemuda. Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan aset negara sebagai sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu. Secara internasional, WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.
Telah disinggung bahwa pemuda adalah aset negara yang berharga dan sejarah bangsa membuktikan bahwa pemuda senantiasa berada pada lini terdepan pada setiap babak sejarah perjuangan bangsa. Paradigma pemuda sebagai kategori sosial mengindikasikan adanya pengakuan atau penghargaan terhadap potensi pemuda baik secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kualitatif, pemuda dalam aspek pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dapat diakui bahwa pemuda memiliki aneka talenta dalam kaitannya dengan kepeloporan kewirausahaan, pendidikan, teknologi tepat guna, seni budaya dan pariwisata serta kebaharian. Hal ini akan terkait dengan potensi-potensi sumber daya alam sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan nasional (DISPORA JATIM, n.d.).
Melihat kondisi yang dihadapi oleh bangsa ini, maka kepeloporan pemuda dituntut untuk dapat melakukan terobosan-terobosan yang dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi upaya mengatasi masalah yang dihadapi dari kondisi riil yang ada terutama bagi pemuda Jawa Timur agar revolusi mental untuk kebangkitan pemuda menuju Aksi “Satu untuk Bumi” bisa terwujud. Oleh karena itu, berdasarkan buku dan sumber-sumber referensi yang saya telaah, maka pemuda, khusunya pemuda Jawa Timur harus memiliki profil PEMUDA Kontributif (yaitu pemimpin, egoisless, mandiri, unggul, disiplin, amanah dan kontributif) untuk mewujudkan revolusi mental untuk kebangkitan pemuda. Dari semua karakter tersebut, tidak harus setiap pemuda memiliki semuanya dengan sempurna karena yang terpenting adalah bagaimana setiap pemuda berusaha agar memiliki dan dapat menjiwai karakter PEMUDA Kontributif tersebut.
Pertama, yaitu pemimpin. Menurut Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh staf Dosen Balai Pembinaan Administrasi Universitas Gadjah Mada) pemimpin (leader) adalah orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam karakter pemimpin ada sembilan nilai yang harus dimiliki yaitu adil, arif bijaksana, ksatria, tawadhu’, sederhana, visioner, solutif, komunikatif, dan inspiratif.
Jiwa atau karakter pemimpin ketika memiliki sembilan nilai diatas maka akan membawa kelompok atau diri sendiri yang dipimpin menjadi lebih baik. Dari sini, pemimpin bukan hanya bisa memimpin sebuah kelompok, organisasi, atau bangsa, tetapi yang lebih penting adalah dapat memimpin diri sendiri dulu, baru kemudian dapat memimpin suatu kelompok atau bangsa.
Kedua, adalah egoisless. Berdasarkan buku Best Practice Character Building Menuju Indonesia Lebih Baik yang ditulis oleh Erie Sudewo mantan pemimpin Dhompet Dhuafa Republika dan peraih anugerah Social Enterpreneur dari lembaga Ernst & Young, egoisess atau tidak egois adalah tidak mementingkan dirinya sendiri. Makna tidak egois bisa meluas dan juga mendalam. Tidak egois melambangkan perilaku baik dan bersahaja. Kesannya rendah hati, mengalah, dan memntingkan pihak yang lebih butuh, lebih banyak, dan lebih bermanfaat. Hidup orang tidak egois tidak macam-macam, tidak suka menyakiti orang, dan tidak bertingkah apalagi mengundang perkara.
Konsep hidup orang tidak egois mengalir bagai air. Yang ada disyukuri, yang belum ada tidak mengganggu pikirannya. Karena sifat mengalahnya, nafsu untuk memiliki tipis. Yang ada pun hendak dibagi. Yang tidak ada tidak terpikir hingga rendah sekali keinginan untuk memiliki sesuatu yang belum ada. Maka lebih mustahil lagi berharap orang yang tidak egois ingin memiliki sesuatu dengan menyulitkan diri sendiri. Penawar egois adalah rendah hati, agar bisa rendah hati paksa hati untuk merasa dan mengakui kelemahan dan kekuranagan.
Ketiga, yakni mandiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain, bahkan dapat membantu yang lain. Mandiri disini bukan hanya mandiri secara finansial, tetapi juga mandiri yang benar-benar mandiri. Artinya mandiri dalam hal mengelola hidup diri sendiri sesuai keadaan tanpa mengabaikan dampak terhadap lingkungan.
Karakter mandiri akan membawa pemuda dalam kesolidaritasan dengan sesama, bagaimana tidak, ketika mandiri terhadap diri sendiri seorang pemuda tidak akan merepotkan orang lain dan bahkan bisa membantu orang lain dengan tulus dan ikhlas. Muhammad Nuh dalam bukunya Menyemai Kreator Peradaban mengatakan, kehormatan seseorang terletak pada kemampuannya memberikan kemanfaatn dan kemaslahatan kepada orang lain.
Keempat adalah karakter unggul. Dalam KBBI, unggul berarti lebih tinggi, utama atai terbaik. Karakter unggul erat kaitannya dengan optimisme, dimana optimisme akan mendorong seseorang untuk bisa menjadi pribadi yang unggul. Dalam buku Menyemai Kreator Peradaban karya Mohammad Nuh dijelaskan bahwa seorang yang optimis selalu mencari hikmah dan celah kesempatan (window opportunity) dibalik persoalan yang dihadapi. Optimisme adalah kombinas-eksploratif antara wilayah kekuatan nalar dan kelapangan jiwa. Selain itu, optimisme membuka peluang untuk menang atau unggul dalam kehidupan. Harapnnya dengan pribadi yang unggul ini, maka suatu bangsa atau kelompok yang dibela akan menjadi unggul dan lebih baik juga. Sedikitnya ada tuju nilai pembentuk karakter unggul. Ketuju nilai itu adalah ikhlas, sabar, bersyukur, bertanggungjawab, berkorban, perbaiki diri, dan sungguh-sungguh.
Kelima, karakter disiplin. Tidak disiplin tanda kemalasan. Siapapun butuh istirahat namun jangan hidup santai. Kelelahan wajar, tapi jangan atasi dengan rasa malas. Disiplin akan memotivasi pihak lain. Karena disiplin memperlihatkan kualitas seseorang. Satu disiplin akan lahirkan kedisiplinan yang lain. Setidaknya itu kata-kata pak Erie Sudewo. Bangsa kita sekarang ini telah sedikit melupakan budaya disiplin. Contohnya yaitu ketika sedang antri. Jikapun antri itu karena terpaksa. Bukan karena harus demikian, bukan karena ada hak orang lain yang sudah lebih dahulu menunggu, atau bukan karena kita ingin tertib dan teratur. Tidak ada rasa malu atau risih, bahkan tidak ada rasa bersalah ketika tidak mau antri. Orang yang tidak disiplin ketika dalam suatu sistem maka ketidakdisiplinannya itu dapat merusak sistem. Karena tidak disiplin memberi kontribusi rusaknya tatanan, aturan, dan sistem.
Keenam adalah karakter amanah. Amanah artinya bisa dipercaya (KBBI). Amanah berkaitan erat dengan jujur. Orang yang amanah adalah orang yang jujur, belum tentu berlaku untuk sebaliknya.. Jujur adalah kata kunci. Siapa yang jujur, pintu kebaikan akan terbuka. Siapa yang tidak jujur, pintu kejahatan yang terbuka. Ada hal unik dalam buku pak Erie Sudewo, yakni ada seseorang yang tidak percaya pada orang jujur. Yang dia butuhkan adalah orang yang bisa dipercaya, bukan orang yang jujur. Sebab surat jujur alias surat kelakuan baik bisa diperoleh dari kepolisian dan bahkan hal itu bisa dilebih-lebihkan.
Menjadi orang jujur tidaklah mudah, apalagi bisa dipercaya. Mencari kepercayaan juga sulit apalagi mempertahankannya. Orang yang bisa mengemban amanah dengan baik, bisa diterima semua pihak. Jangankan kawan, musuh pun menganggap orang yang jujur adalah lawan yang jantan dan kesatria.
Terakhir yaitu kontributif. Bermodalkan karakter PEMUDA diatas, selanjutnya diharapkan agar seorang pemuda dapat berkontribusi untuk negeri khusunya bagi Jawa Timur sendiri. Kontribusi adalah memberikan sesuatu yang berharga bagi suatu sistem atau perorangan. Jangan dianggap kontribusi hanya menang suatu lomba ataupun kompetisi, merawat bagian Indonesia pun merupakan suatu kontribusi. Misalnya, selalu membuang sampah pada tempatnya. Hal itu memang hal sepele, namun siapa sangka jika itu tidak dilaksanakan, bagaimana jadinya tanah yang kita pijak ini. Berkontribusilah sesuai dengan kemampuan dan keadaan, tetapi jangan sampai lupa untuk berkontribusi.
Penanaman karakter adalah sesuatu yang penting. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh kepada Rakyat Merdeka mengatakan, kami sudah melakukan pencegahan dini terhadap moral anak didik.  Kami memasukkan pengajaran budi pekerti dalam kurikulum 2013 (Rakyat Merdeka, 2013). Yang berarti M. Nuh memperjuangkan penanaman karakter melalui kurikulum. Selanjutnya, menurut M. Nuh, penanaman karakter yang paling penting adalah kejujuran, karena kejujuran bersifat universal (Derap Guru, 2010).
Pemuda adalah harapan bangsa, dimana pemuda adalah manusia yang dari segi fisik memiliki kemampuan dan merupakan puncaknya kemampuan. Bahkan Bung Karno dalam pidatonya menyampaikan, berika aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.
Menanamkan karakter PEMUDA Kontributif terhadap pemuda Jawa Timur adalah suatu hal yang penting agar Jawa Timur bisa menjadi lebih baik untuk kedepannya dan dapat mewujudkan revolusi mental untuk kebangkitan pemuda. Bahkan dua orang hebat diatas yaitu Bung Karno dan Pak Nuh merupakan produk manusia asli Jawa Timur yang sangat terkenal karena kehebatannya dengan jiwa karakter PEMUDA Kontributif yang telah dimilikinya. Oleh karena itu, mari kita semua sebagai pemuda Indonesia, khususnya pemuda Jawa Timur untuk mempelajari, memahami secara mendalam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salam PEMUDA.

0 komentar: